Aktivis Prodem-Wartawan Kutuk Militer Burma


Persoalan Burma adalah Problem Kemanusiaan Seluruh Dunia

Puluhan aktivis prodemokrasi dan wartawan di Bali menggelar aksi demonstrasi, Minggu (30/9/2007). Mereka mengutuk aksi represif junta militer di Myanmar untuk membungkam demokrasi masyarakat sipil.

Aksi yang mengatasnamakan diri "Solidaritas Kemanusiaan untuk Kemanusiaan" ini digelar dipusatkan di perempatan Jalan Panglima Sudirman-Jalan Puputan, Denpasar. Puluhan poster mereka bentang, seperti "Arogansi Militer Membunuh Demokrasi", "Dont Shoot The Journalist", "Stop Junta Militer Myanmar" dan sebagainya.

Ketua PBHI Bali Wayan Gendo Suardana saat orasi menyatakan, represi militer menjadi preseden buruk ketika demokrasi sedang tumbuh menggantikan era diktaktorisme di berbagai negara Asia Tenggara. "Persoalan Myanmar bukan lagi persoalan dalam negeri, tapi persoalan masyarakat dunia," serunya.

Dia menambahkan, Indonesia sebagai negara besar di kawasan ASEAN berkewajiban melayangkan protes. Karenanya, pengunjuk rasa juga mendesak pemerintah Indonesia untuk menekan pemerintah militer Myanmar menghentikan aksinya.

Sementara Muhammad Ridwan yang mewakili Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar menyatakan, tewasnya seorang wartawan saat meliput di Myanmar adalah lonceng kematian bagi kebebasan pers. “Ketika kebebasan itu tak ada, maka suara rakyat pun menghilang,” tegasnya.

Bila dibiarkan, dia khawatir aksi militer di Negara itu akan ditiru oleh rezim-rezim militer lainnya di negara berkembang. (miftachul chusna/sindo/mbs)
Sumber: www.okezone.com, Minggu, 30/09/2007 11:13 WIB

Tidak ada komentar: