Suu Kyi Temui Junta Militer

Untuk yang pertama, ikon demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi bertemu dengan pejabat senior junta militer kemarin. Pertemuan tertutup di guesthouse militer di Kota Yangon itu berlangsung lebih dari satu jam.

Itu momen kedua bagi aktivis 62 tahun tersebut meninggalkan vilanya di Yangon yang selama 12 tahun terakhir menjadi penjara bagi dia. "Hari ini (kemarin, 25 Oktober), utusan junta militer Mayjen (pur) Aung Kyi bertemu dengan Aung San Suu Kyi di guesthouse pemerintah," lapor stasiun TV pemerintah Myanmar kemarin.

Aung Kyi adalah menteri tenaga kerja Myanmar yang pada 8 Oktober lalu ditunjuk sebagai wakil junta militer untuk berunding dengan Suu Kyi. Sayangnya, hasil pertemuan tersebut tidak dipublikasikan. Media pun dilarang meliput pertemuan tertutup tersebut.

Beberapa saat setelah pertemuan berakhir, stasiun TV pemerintah menayangkan beberapa "episode" perundingan. Namun, tidak ada keterangan yang menyertai tayangan gambar-gambar "langka" tersebut.

Pasalnya, sejak ditetapkan sebagai tahanan rumah, Suu Kyi nyaris tidak pernah terlihat di layar TV. Terakhir dia meninggalkan vilanya pada 2 Oktober untuk menemui Utusan Khusus PBB Ibrahim Gambari dengan terkait bentrokan junta militer dengan biksu Myanmar bulan lalu.

Suu Kyi dilaporkan meninggalkan kediamannya yang terletak di tepi danau sekitar pukul 14.00 waktu setempat. Para penduduk di sekitar vila Suu Kyi mengatakan bahwa pimpinan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) tersebut dijemput beberapa orang. "Dia lantas dibawa ke guesthouse pemerintah di ibu kota untuk bertemu utusan junta militer," kata salah seorang tetangga Suu Kyi.

Sekitar satu seperempat jam kemudian, mereka mengaku melihat Suu Kyi kembali ke vilanya. Melalui pertemuan tersebut, junta militer Myanmar berharap bisa mengangkat kembali citranya di dunia internasional. Mereka berharap, Aung Kyi yang ditunjuk atas rekomendasi Gambari bisa menjadi jembatan komunikasi junta militer dan Suu Kyi.

"Kami ingin menjalin hubungan yang mulus dengan Suu Kyi melalui Aung Kyi," papar junta dalam pernyataan mereka kemarin. Sejak militer berkuasa pada 1962, hubungan pemerintah dengan tokoh-tokoh demokrasi Myanmar menjadi semakin berjurang dan lantas terputus.

Pertemuan Aung Kyi dan Suu Kyi memang terkesan rahasia. Bahkan, sesaat sebelum nobelis perdamaian 1991 itu meninggalkan rumahnya, para pejabat NDL masih belum tahu rencana tersebut. Demikian juga diplomat-diplomat asing yang selama ini memantau perkembangan Myanmar pascakrisis.

Meskipun demikian, mereka menyambut baik pertemuan penting itu. "Berbicara dengan junta militer hanya tinggal menunggu waktu. Tapi, kami menginginkan perundingan yang tulus," ujar diplomat Barat yang merahasiakan identitasnya. (ap/afp/rtr/hep)
Sumber: Jawa Pos, 26/10/2007

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Hello. This post is likeable, and your blog is very interesting, congratulations :-). I will add in my blogroll =). If possible gives a last there on my blog, it is about the Aluguel de Computadores, I hope you enjoy. The address is http://aluguel-de-computadores.blogspot.com. A hug.

Anonim mengatakan...

You have really great taste on catch article titles, even when you are not interested in this topic you push to read it

Belly Surya Candra Orsa mengatakan...

Great Blog..!!!! Keep Blogging.... :)

Ladyfem mengatakan...

Info menarik dan boleh sekali dicoba, Makasih buat infonya dan sukses selalu.