LAPORAN: Kardono Setyorakhmadi dari Bangkok, Thailand
Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ibrahim Gambari kemarin bertemu secara langsung dengan pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi. Ini adalah pertemuan kedua Gambari dengan Suu Kyi setelah kunjungan utusan PBB itu pada November 2006. Gambari bertemu Suu Kyi di Rumah Tamu Negara di Yangon, tempat Gambari menginap dan hanya berjarak beberapa meter dari rumah tahanan Suu Kyi. Menurut diplomat yang tidak menyebutkan identitasnya, Gambari bertemu peraih nobel perdamaian 1991 itu selama 90 menit. Namun, rincian hasil pertemuan itu belum diketahui.
Diperkirakan, pertemuan tersebut membahas upaya menghentikan aksi kekerasan yang melanda Myanmar lima hari terakhir yang dipicu penolakan keputusan pemerintah militer menaikkan harga BBM sampai 500 persen.Sebelum bertemu Suu Kyi, pada hari pertama kunjungannya ke Myanmar Sabtu (29/9), Gambari ke tempat pemimpin junta militer di bungker terpencil di wilayah Naypyitaw, ibu kota baru Myanmar yang berjarak 350 meter di utara Yangon.Pernyataan resmi PBB menyebutkan, dalam kunjungan ke Naypyitaw, Gambari ditemui pejabat perdana menteri, wakil menteri luar negeri, serta menteri informasi dan kebudayaan Myanmar.
Meskipun masuk di ring satu kekuasaan junta, pejabat-pejabat itu bukanlah pengambil keputusan. Seluruh keputusan junta militer berada di tangan pemimpin junta Jenderal Than Shwe dan wakilnya, Jenderal Maung Aye. Karena merasa belum bertemu dengan "pokok masalah" dalam krisis Myanmar, setelah bertemu dengan Suu Kyi kemarin, Gambari balik lagi ke Naypyitaw sore harinya. "Kami masih ingin bertemu dengan Than Shwe," tegas seorang diplomat PBB sebelum meninggalkan Yangon.Duta Besar Inggris di Myanmar Mark Canning berharap Gambari tidak tergesa-gesa meninggalkan Myanmar sampai seluruh proses rekonsiliasi selesai. "Dia harus mengambil waktu cukup, dengan menemui semua pemimpin pemerintahan dan tokoh politik Myanmar," ujar Canning tadi malam. Sebelumnya, PBB memang berkali-kali gagal mendorong rekonsiliasi antara junta militer dan kelompok oposisi Prodemokrasi. Gambari dan pendahulunya, Razali Ismail dari Malaysia, gagal mengusahakan pembebasan simbol pembebasan Myanmar Suu Kyi. Partai yang dipimpin wanita alumnus Universitas Oxford itu, Liga Nasional untuk Demokrasi, menang dalam pemilihan umum 1990. Namun, junta militer menolak hasil pemilu. Meskipun mendapat mandat rakyat, Suu Kyi menolak merebut paksa kekuasaan. Bahkan, seluruh pemimpin partai, termasuk Suu Kyi, dijebloskan ke tahanan sampai sekarang. Tanpa bertemu dengan Jenderal Than Shwe, upaya Gambari membantu Myanmar menemukan jalan keluar dari konflik akan sia-sia. Meskipun bernegosiasi dengan jenderal yang sangat percaya pada dukun itu bukan pekerjaan mudah. Jenderal Than Shwe memerintah secara absolut Myanmar. Kecaman dari masyarakat internasional atas gaya memerintahnya memang datang bertubi-tubi Namun, Jenderal Than Shwe tampaknya tidak ambil pusing. Jenderal Than Shwe seperti hidup dalam dunianya sendiri. Jago tembak itu tidak suka publisitas dan lebih sering tinggal di vila mewahnya di Naypyitaw. Tidak heran bila jarang sekali ada pernyataan langsung dari Than. (afp/ap/rtr/bbc/ano) Sumber: Jawa Pos, Senin, 1/10/07
Utusan PBB Temui Aung San Suu Kyi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar