Junta Pecah, Anak Buah Than Shwe Membelot

Dipicu Penolakan untuk Membantai Para Biksu


Perpecahan mulai melanda pemerintahan junta militer Myanmar pimpinan Jenderal Senior Than Shwe. Mayor Hla Win telah melarikan diri ke Thailand untuk mengajukan suaka politik ke Norwegia.

Salah seorang kepercayaan Than Shwe itu membelot setelah menolak perintah pembantaian terhadap para biksu dan pengunjuk rasa. Laporan yang diungkapkan pejabat intelijen Thailand, kemarin, menegaskan indikasi perpecahan di tubuh elite militer Myanmar semakin kuat.

Dalam laporan tersebut, Mayor Hla Win masuk ke wi- Pengamat menilai, kasus pembelotan Mayor Hla Win menunjukkan perpecahan dalam tubuh militer. Dia masuk wilayah Thailand dengan bantuan satu organisasi nonpemerintah. "Dia bukan seorang jenderal senior, tapi perwira menengah," ungkap Pemerintah Thailand, Rabu (3/10/2007).

Pelarian Hla Win merupakan salah satu kasus pejabat militer pertama yang melarikan diri sejak junta memerintahkan penyerangan terhadap pengunjuk rasa antipemerintah pekan lalu. Pejabat Thailand tidak dapat menjelaskan mengapa Hla Win melarikan diri. Namun pengamat Myanmar menilai, mereka yakin Hla Win menolak perintah menembak biksu Buddha pekan lalu saat 100.000 orang berunjuk rasa di Yangon. Dalam serangan tersebut, sedikitnya 13 orang tewas dan 1.000 orang ditahan junta.

Namun sejumlah pihak mengungkapkan jumlah korban mencapai lebih dari 200 orang. Situs Mizzima yang dioperasikan mantan warga Myanmar di pengasingan menyebutkan, Mayor Hla Win yang bertanggung jawab di Kota Yangon telah dipecat. Menurut Mizzima, Mayor Hla Win diizinkan mundur' pada Senin 1 Oktober karena dianggap terlalu lunak dalam meredam aksi pengunjuk rasa.

Hla Win merupakan perwira yang mengawasi penyerbuan ke sejumlah biara dan menyaksikan penahanan ratusan biksu dan pengunjuk rasa.

Pasukan Hla Win melepaskan tembakan dari senapan otomatis ke arah kerumunan sipil tidak bersenjata dan menewaskan sejumlah orang yang tak diketahui jumlahnya. Seorang diplomat Barat mengatakan, Jenderal Senior Than Shwe menyatakan puas dengan upaya militer meredam aksi pengunjuk rasa.

Hla Win juga dikenal sebagai wakil Jenderal Than Shwe dan pesaing potensial wakil Jenderal Senior Maung Aye.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Myanmar Letnan Jenderal Soe Win yang sakit-sakitan meninggal dunia di rumah sakit militer di Mingalardon, Yangon, Selasa 2 September.

Soe Win meninggal pukul 05.00 sore waktu setempat. Sebelumnya, Soe Win telah dikirimkan kembali ke Myanmar dari tempat perawatan medis yang dirahasiakan di Singapura, Senin 1 Oktober. PM Myanmar itu diketahui telah menderita leukemia dan mendapat perawatan medis di Singapura. Soe Win dikenal sebagai tangan kanan Jenderal Senior Than Shwe yang dikenal sebagai 'Tukang Jagal Depayin' atas perannya sebagai dalang pembantaian massal di Depayin pada 2003.

Saat itu Soe Win memerintahkan penyerangan terhadap aksi unjuk rasa pendukung Aung San Suu Kyi. Soe Win akan digantikan Letnan Jenderal Thein Sein. Sementara Tin Aung Myint Oo dipromosikan sebagai Sekretaris I Thein Sein. (sindo)
Kamis, 04/10/2007 04:13 WIB

Tidak ada komentar: